Perjalanan backpacker selalu punya rasa yang berbeda—lebih bebas, lebih spontan, dan entah kenapa selalu meninggalkan cerita yang sulit dilupakan. Itu pula yang saya rasakan waktu pertama kali memutuskan solo trip ke Air Terjun Sendang Gile di Lombok Utara. Tadinya hanya ingin “menyepi sebentar”, ternyata pulangnya malah membawa pulang banyak momen baru, teman baru, dan rasa cinta baru pada alam Lombok.
Buat siapa pun yang sedang mencari referensi liburan murah ke Lombok, terutama yang suka petualangan ringan tapi tetap memberi kesan mendalam, perjalanan ke Sendang Gile ini harus banget masuk daftar. Air terjun ini bukan cuma indah, tapi juga punya suasana yang cocok untuk backpacker: tenang, hijau, dan mudah dijangkau meski tanpa rencana super matang.
Perjalanan saya dimulai dari Mataram dengan membawa satu backpack kecil, sepatu nyaman, beberapa baju, dan semangat jalan-jalan ala anak rantau. Tidak ada jadwal ketat, tidak ada itinerary mewah. Pokoknya, biarkan Lombok yang memandu langkah.
Menuju Senaru: Perjalanan yang Penuh Pemandangan Hijau
Dari Mataram menuju Senaru membutuhkan waktu beberapa jam, tapi perjalanan terasa cepat karena kanan-kiri jalan dipenuhi pemandangan yang bikin mata betah. Sesekali terlihat Gunung Rinjani menjulang megah, seperti penjaga setia kawasan Lombok Utara. Jalanan mulai menanjak, udara semakin dingin, dan suasana semakin sepi dari keramaian kota.
Saya sempat turun sebentar di salah satu spot pinggir tebing yang menghadap hutan lebat. Anginnya benar-benar segar, dan dari sana saya mulai yakin kalau hari itu akan jadi perjalanan yang menyenangkan.
Setibanya di Desa Senaru—kampung yang terkenal sebagai pintu masuk pendakian Gunung Rinjani—saya langsung merasakan vibe petualangan. Banyak backpacker dari berbagai negara berkeliaran dengan tas besar, jaket gunung, dan wajah semangat khas orang yang baru turun gunung atau akan memulai perjalanan panjang.
Namun tujuan saya hari itu sederhana: menuju air terjun Sendang Gile.
Menuruni Tangga Menuju Surga Kecil
Untuk mencapai Air Terjun Sendang Gile, kita harus menuruni ratusan anak tangga. Kedengarannya melelahkan? Mungkin iya kalau dipikirkan. Tapi kalau dijalani, justru terasa seperti bagian dari pengalaman.
Saya berjalan pelan sambil sesekali berhenti untuk merasakan udara dingin yang menusuk tetapi segar. Di kiri kanan, pepohonan besar seperti membentuk lorong alami. Suara burung terdengar bersahutan, dan gemuruh air dari kejauhan mulai terdengar makin jelas.
Saat mulai mendekat, aroma tanah basah dan kabut air tipis mulai terasa. Backpack saya terasa ringan—mungkin karena antusiasme mulai memuncak.
Pertemuan Pertama dengan Sendang Gile
Begitu menjejakkan kaki di area datar dekat air terjun, saya terdiam beberapa detik. Rasanya seperti bertemu sesuatu yang selama ini hanya ada di kartu pos atau wallpaper laptop. Sendang Gile berdiri anggun di depan saya, jatuhan airnya tinggi, jatuh dalam satu pancuran besar yang langsung membentuk kolam dangkal di bawahnya.
Suara deras airnya seperti musik alam yang tidak pernah putus. Percikan airnya halus, dingin, dan menyegarkan saat menyentuh kulit.
Saya meletakkan tas, melepas sepatu, lalu melangkah ke aliran air yang mengalir di bebatuan. Dingin? Iya, tapi menyenangkan. Sensasinya seperti terapi alami untuk kaki yang sudah lelah berjalan.
Dan seperti ritual tidak tertulis para backpacker, saya duduk di batu besar sambil menikmati pemandangan. Ada beberapa wisatawan lain, tetapi suasananya tetap tenang. Tidak berisik, tidak ramai, hanya suara alam yang menguasai.
Pesona Wisata Alam Lombok Utara yang Menenangkan
Di antara percikan air dan semilir angin, saya berbincang dengan seorang backpacker dari Jakarta yang juga sedang melakukan perjalanan singkat. Ia berkata bahwa air terjun ini adalah salah satu alasannya memilih trip murah ke Lombok karena bisa memberikan pengalaman “mahal” tanpa butuh banyak persiapan.
Saya mengangguk setuju. Lombok memang punya banyak keunggulan alam yang terasa “premium” meski kamu datang dengan budget backpacker. Di Sendang Gile, kita bisa merasakan:
- suasana hutan yang masih alami
- udara pegunungan yang menyegarkan
- pemandangan air terjun yang megah
- aliran sungai yang jernih
- ketenangan yang jarang bisa ditemukan di kota
Inilah kenapa banyak backpacker menjadikan Sendang Gile sebagai salah satu destinasi wajib saat melakukan liburan murah ke Lombok. Pengalaman alamnya lengkap tanpa harus jauh-jauh trekking berhari-hari.
Momen-Momen Kecil yang Bikin Berkesan
Ada satu momen lucu yang terjadi saat saya mencoba memotret air terjun dari jarak dekat. Karena terlalu fokus mengambil angle, saya tidak sadar kalau kabut airnya cukup kuat hingga membuat baju bagian depan basah. Tapi anehnya saya malah tertawa sendiri, merasa seperti anak kecil yang baru pertama kali bermain di sungai.
Di sisi lain, saya melihat beberapa wisatawan duduk sambil menikmati mie instan hangat yang mereka bawa. Sementara sekelompok anak muda lokal bermain di bawah air terjun, melompat-lompat sambil berteriak bahagia.
Suasana seperti ini terasa sangat manusiawi—tidak ada yang dibuat-buat, tidak ada kemewahan. Hanya kebahagiaan sederhana yang muncul dari alam dan kebersamaan.
Peran Wisata Lombok Plus dalam Pengalaman Backpacker
Meskipun saya datang dengan gaya backpacker, saya tetap menggunakan bantuan transportasi dari penyedia lokal agar perjalanan lebih efisien. Salah satu yang cukup membantu adalah layanan dari Wisata Lombok Plus, apalagi kalau kamu ingin menjangkau beberapa tempat dalam satu hari tanpa bingung menyusun rute.
Saya sempat ngobrol dengan supir yang mengantar saya. Ia bercerita tentang banyaknya wisatawan—terutama backpacker—yang memilih tur fleksibel. Wisata Lombok Plus memang punya banyak pilihan perjalanan yang ramah budget dan cocok untuk petualangan spontan.
Kalau kamu tipe yang ingin bepergian simpel, tapi tetap mau rute yang efisien, mereka punya beberapa opsi itinerary yang bisa disesuaikan dengan gaya backpacker. Dan kamu bisa mulai dengan memilih liburan murah ke Lombok di website mereka—pilihannya variatif dan dikemas sederhana tanpa embel-embel rumit.
Mengintip Sedikit Filosofi Sendang Gile
Menurut cerita warga setempat, nama “Sendang Gile” muncul dari kisah unik tentang singa gila (gile) yang pernah muncul di daerah ini pada masa lalu. Entah kisah tersebut benar atau tidak, tapi yang pasti, tempat ini memang punya aura mistis yang halus—bukan menakutkan, tapi lebih seperti ketenangan hutan yang sudah ada jauh sebelum manusia datang.
Bagi backpacker, tempat seperti ini bukan sekadar titik destinasi, tapi titik refleksi. Banyak orang yang duduk lama-lama hanya untuk mendengarkan suara air dan merasakan udara dingin yang menyentuh kulit.


