Gejala Awal Rabies pada Kucing yang Sering Diabaikan

Kucing dikenal sebagai hewan peliharaan yang penuh kasih sayang dan dekat dengan manusia. Namun, ada ancaman serius yang dapat mengintai kesehatan mereka, yaitu rabies. Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang menyerang sistem saraf pusat, dan dapat ditularkan melalui gigitan atau air liur hewan yang terinfeksi. Tidak hanya berbahaya bagi kucing, rabies juga merupakan penyakit zoonosis yang bisa menular ke manusia. Oleh karena itu, mengenali gejala awal rabies pada kucing sangat penting agar langkah pencegahan maupun penanganan bisa segera dilakukan.

Sayangnya, banyak pemilik hewan tidak menyadari tanda-tanda awal rabies. Hal ini karena gejalanya sering kali mirip dengan penyakit lain atau terlihat sepele. Akibatnya, penyakit ini baru terdeteksi saat sudah memasuki tahap yang parah. Padahal, rabies hampir selalu berujung fatal jika sudah menunjukkan gejala klinis.

Bagaimana Rabies Menular ke Kucing?

Sebelum membahas gejala, penting untuk memahami bagaimana kucing bisa tertular rabies. Virus rabies biasanya menyebar melalui gigitan hewan lain yang terinfeksi, seperti anjing, musang, atau kucing liar. Air liur yang masuk ke dalam luka gigitan akan membawa virus langsung menuju jaringan saraf.

Selain gigitan, rabies juga bisa menular melalui cakaran atau kontak air liur pada luka terbuka. Karena itu, kucing yang sering berkeliaran di luar rumah lebih berisiko tertular dibandingkan dengan kucing rumahan yang jarang keluar.

Gejala Awal Rabies pada Kucing

Gejala rabies berkembang secara bertahap dan terbagi dalam beberapa fase. Pada tahap awal, tanda-tandanya sering tidak dianggap serius. Berikut adalah beberapa gejala awal rabies pada kucing yang perlu diwaspadai:

  1. Perubahan Perilaku

Kucing yang biasanya manja dan tenang bisa tiba-tiba menjadi agresif, mudah marah, atau bahkan menyerang tanpa alasan jelas. Sebaliknya, kucing yang biasanya aktif bisa mendadak menjadi pendiam dan lesu. Perubahan perilaku ini sering kali menjadi gejala pertama yang muncul.

  1. Hipersensitivitas

Kucing yang terinfeksi rabies cenderung menjadi sangat sensitif terhadap cahaya, suara, atau sentuhan. Mereka bisa menunjukkan reaksi berlebihan seperti mengeong keras, berlari ketakutan, atau bersembunyi terus-menerus.

  1. Penurunan Nafsu Makan

Salah satu tanda awal yang sering diabaikan adalah kucing kehilangan selera makan. Mereka mungkin menolak makanan favoritnya atau hanya makan dalam jumlah yang sangat sedikit.

  1. Demam Ringan

Pada fase awal, kucing bisa mengalami demam ringan yang tidak selalu terlihat jelas oleh pemilik. Kondisi ini biasanya disertai rasa lemas dan kurang berenergi.

  1. Sering Menjilat atau Menggigit Luka Gigitan

Jika rabies masuk melalui gigitan, kucing biasanya sering menjilat atau menggigit bagian tubuh tersebut. Ini adalah reaksi alami karena virus mulai menyerang jaringan saraf di area itu.

Gejala Lanjutan Rabies pada Kucing

Jika gejala awal diabaikan, rabies akan berkembang ke tahap yang lebih parah. Beberapa tanda lanjutannya antara lain:

  • Agresivitas ekstrem, kucing menjadi sangat buas dan sulit dikendalikan.
  • Air liur berlebihan (hipersalivasi) karena gangguan pada saraf yang mengontrol otot mulut dan tenggorokan.
  • Kesulitan menelan, membuat kucing tampak seperti tersedak.
  • Kejang atau kelumpuhan, terutama pada tahap akhir penyakit.

Sayangnya, ketika gejala ini sudah muncul, rabies hampir tidak mungkin disembuhkan. Itulah mengapa mengenali gejala awal sangat penting.

Mengapa Gejala Awal Sering Diabaikan?

Banyak pemilik kucing menganggap perubahan kecil dalam perilaku atau nafsu makan hanyalah hal biasa, misalnya karena stres atau perubahan cuaca. Selain itu, karena gejala awal rabies mirip dengan infeksi lain, pemilik sering kali menunda membawa kucing ke dokter hewan. Penundaan ini justru berisiko memperburuk kondisi kucing dan meningkatkan bahaya penularan kepada manusia.

Pencegahan Rabies pada Kucing

Karena rabies tidak bisa disembuhkan setelah gejala klinis muncul, pencegahan adalah langkah terbaik. Berikut cara mencegah rabies pada kucing:

  1. Vaksinasi Rutin

Pastikan kucing mendapatkan vaksin rabies sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter hewan. Vaksinasi adalah perlindungan utama dari penyakit ini.

  1. Batasi Aktivitas di Luar Rumah

Kucing yang dibiarkan berkeliaran bebas memiliki risiko lebih tinggi terkena rabies. Lebih aman jika mereka tetap berada di dalam rumah atau bermain di area yang aman.

  1. Hindari Kontak dengan Hewan Liar

Jangan biarkan kucing berinteraksi dengan hewan liar atau kucing yang tidak diketahui status kesehatannya.

  1. Segera Periksa Jika Digigit

Jika kucing digigit hewan lain, segera bawa ke dokter hewan meskipun belum menunjukkan gejala rabies.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Kucing Terindikasi Rabies?

Jika Anda mencurigai kucing menunjukkan gejala rabies, segera lakukan langkah berikut:

  • Jangan menyentuh atau memegang kucing secara langsung, terutama jika ada luka terbuka di kulit Anda.
  • Pisahkan kucing dari hewan lain dan manusia.
  • Hubungi dokter hewan atau dinas kesehatan hewan setempat untuk mendapatkan arahan lebih lanjut.

Ingat, rabies adalah penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan, baik bagi hewan maupun manusia.

Rabies adalah penyakit serius yang dapat menyerang kucing dan menular ke manusia. Mengenali gejala awal rabies pada kucing merupakan langkah penting untuk mencegah penularan dan melindungi kesehatan hewan peliharaan. Perubahan perilaku, hipersensitivitas, hilangnya nafsu makan, demam ringan, hingga sering menjilat luka gigitan adalah tanda-tanda yang tidak boleh diabaikan.

Karena rabies tidak bisa disembuhkan setelah gejalanya muncul, vaksinasi rutin dan pencegahan kontak dengan hewan liar adalah cara terbaik melindungi kucing kesayangan. Dengan kewaspadaan dan perawatan yang tepat, kita bisa menjaga kesehatan kucing sekaligus melindungi diri dan keluarga dari bahaya rabies.